Solusi Keuangan Yang Kolaps

Pak Andrew, sejak 6 bulan yang lalu saya berwirausaha di bidang penyediaan alat tulis kantor dan accesoris kantor. Kami melayani kebutuhan skala kantor dan sekolah – sekolah, kami tidak melayani retail, kami menggolongkan usaha kami ini dalam level supliyer.

Saya merekrut 2 karyawan yang saya pekerjakan untuk membantu di bagian tele marketing dan pengiriman. Karena usaha saya ini memang mengedepankan pelayanan pesan antar.dan untuk memasarkan usaha ini, kami menjalankan sistem pemasaran melalui tele marketing, kami mengirimkan daftar harga barang kami ke konsumen melalui fax, dan apabila di anggap harga kami sesuai, maka pihak purchasing kantor ataupun perusahaan yg kami kirimi price list akan mengirim po untuk pemesanan barang.

Saya mohon dengan amat sangat pak andrew, bapak bisa membantu saya mengatasi permasalahan yang sedang saya hadapi. Beban terberat saya adalah saya tidak ingin memphk karyawan saya, mereka sangat bergantung pada usaha ini untuk menafkahi keluarga mereka.

Pak andrew sekali lagi saya mohon bantuannya,secepatnya saya menunggu arahan dan bimbingan dari bapak, demi kelangsungan hidup keluarga karyawan2 saya juga pak.

Terima kasih,

– Wawan Ernawaty

 

Salam Spektakuler!!!

Ibu Wiwien dan pembaca budiman,saya turut prihatin dengan keadaan Ibu. Untuk mengatasi masalah yang Ibu alami, ada beberapa saran saya:

1. Uang Bisnis Jangan Digabungkan Dengan Uang Pribadi.

Sebaiknya uang yang digunakan untuk berbisnis tidak digabungkan dengan uang yang digunakan untuk kepentingan keluarga karena jika demikian, maka tentu pengaturan keuangannya akan menjadi sulit dan tercampur aduk. Sebaiknya Anda menghitung berapa biaya yang dibutuhkan setiap bulannya untuk bisnis dan untuk keluarga, lalu pisahkan keduanya direkening yang berbeda.

2. Restrukturisasi & Reschedule Hutang.

Untuk mengatur hutang, maka Anda perlu bertemu dengan pejabat bank dimana Anda mengambil kredit. Bicarakan dengan mereka tentang kesulitan Anda lalu mintalah untuk dilakukan restrukturisasi dan reschedule (penjadwalan ulang) hutang Anda. Jangan menghindar dari bank, tetapi hadapilah dan sampaikan situasi Anda.

3. Potong Semua Biaya–Biaya.

Salah satu hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi kondisi seperti ini adalah dengan memotong biaya-biaya. Klasifikasikan seluruh biaya-biaya Anda. Pisahkan antara fixed cost (biaya tetap) dan variable cost (biaya yang tidak tetap). Dengan begitu, Anda akan bisa memotong anggaran-anggaran mana yang dirasa tidak mendesak.

4. Tawar Agar Pembeli Membayar Lebih Cepat & Supplier Memberi Kelonggaran.

Anda juga bisa menemui pembeli Anda yang memberikan PO agar bisa membayar dengan jangka waktu lebih cepat, misalnya maksimum 2 minggu. Akan lebih bagus jika mereka bisa membayar saat barang tiba. Demikian pula dengan supplier Anda, mintalah agar mereka bisa memberikan jangka waktu pembayaran lebih lama, misalnya 60 atau 90 hari. Dengan demikian, cash flow Anda akan menjadi lebih baik.

Semoga hal ini bisa memberi inspirasi buat kesuksesan buat kita bersama dan orang-orang di sekitar kita.

Artikel ini juga bisa Anda baca di Harian Tribun Timur Makassar, Harian Surya Surabaya, Harian Tribun Jogja & Harian Tribun Jateng. Jika Anda memiliki pertanyaan seputar karir, bisnis dan keuangan kirimkan pertanyaan Anda melalui email ke tanya@andrewnugraha.com

 

 

 

Leave a Reply